Binocular Telescope

Friday, July 06, 2007

kokoro, tasukete!

22.30, owarimasu!
demo, zehi taihen da yo. yoku kaku koto ga dekimasen ne.
kyou, minami e itta. tomodachi wa hi datta. mochiron, atsukatta.
1 jikan gurai, dandan nemuku natta.
kono sabishii basho ni tomete, mizu o nonde, sukoshi...iye...takusan omotta...

debu-debu itu menerpa pipiku saat selesai kuteguk segelas es degan. di depanku hamparan sawah entah milik siapa.

doshite boku wa koko ni iru? kokoro da to iimasu

ah, sudahlah...kalau ini memang hidupku, aku harus menutup mata, membentangkan kedua tangan dan merasakan debu itu sekali lagi, lagi, dan lagi, hingga aku merasakannya sebagai salju, bahkan hingga aku tak lagi ada di bumi.

Satu-satu aku lihat mereka terbang dengan sayap aneka bentuk, aneka warna. aku pun bersayap, hanya orang lain yang bisa melihat bentuk dan warna sayapku. tapi, sampai sejauh mana aku bisa terbang dimasaku yang bergairah ini? haruskah menunggu hingga rambut ini memutih untuk melihat Cina, raja-raja bumi, dan Peru, seperti harapan bjork?

suatu hari aku akan tidur terlentang di pinggir pantai Fiji, sendiri atau dengan seseorang, siapa saja, dengan mp3 player yang memainkan lagu "If I Fall" Aqualung.
dan ketika aku benar-benar jatuh, aku tak tahu apa ada seseorang yang menangkapku, apakah sayapku masih bisa mengepak.

23.00, uchi e kaeru
dareka, tasukete...